Kamis, 07 November 2019

Pengendalian Kulitas Mutu Jahitan

Mantan KA UPTD
Standar mutu jahitan adalah ukuran patokan (standar) terhadap kualitas (mutu) suatu produk jahitan. Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.

Para pakar mutu memberikan definisi mutu sebagai berikut: (1) Sesuai dengan kegunaan (Fitness For Use-J.M Juran); (2) Memenuhi persyaratan pelanggan (Conform to Customer requirement-Philip B. Crosby), (3) Memenuhi harapan pelanggan (meeting Customer Expectations-A. V Fegenbaum), dan (4) Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction-K. Ishikawa)

Untuk mencapai standar mutu yang diharapkan, maka harus dilakukan pengendalian mutu atau dikenal dengan istilah Quality Control. Quality Control adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan). Quality/ Kualitas / Mutu Kesesuaian produk/hasil akhir dibandingkan dengan standar atau spesifikasi tertentu. Control/ Kontrol/ Kendali Pengendalian yang dilakukan dalam upaya agar hasil akhir sesuai dengan tuntutan atau standar.

A. Tujuan Quality Control
Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Selain itu quality control juga bertujuan untuk.
  1. Untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel.
  2. Untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali.
  3. Perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.

Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut. Tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Pengendalian biaya (Cost Control) tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga yang bersaing (Competitive price).
  2. Pengendalian Produksi (Production Control) tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target.
  3. Pengendalian Standar Spesifikasi produk meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.
  4. Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control) Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli.

B. Jenis jenis Quality Control Garmen
Dalam industri garmen terdapat beberapa jenis quality control yang digunakan untuk kelancaran proses produksi. Beberapa quality control yang ada antara lain sebagai berikut.
  1. Piece Goods Quality Control/pemeriksaan bahan baku. Kegiatan yang dilakukan pada pada kontrol bahan baku antara lain : Adanya inspector pada saat staffing (bongkar muat), Melakukan pengecekan sejumlah 10% kain dari total kain yang diterima, Melakukan dan mengevaluasi adanya fabric defect/ cacat kain, dan Melakukan perbaikan apabila diperlukan.
  2. Cutting Departemen Quality Control, kegiatan yang dilakukan antara lain :  Melakukan persiapan terhadap kebutuhan man power, Mempunyai sistim pengecekan pada setiap step proses cutting (Misalnya pada proses: marker, spreading, cutting dan cutting pieces/komponen), Mempunyai sistim perbaikan apabila diperlukan.
  3. In process Quality Control, kegiatan yang dilakukan antara lain : Melakukan persiapan terhadap manpower, alat yang diperlukan mempunyai tempat dengan penerangan yang baik sebagai tempat pengecekan, Mempunyai sistem sampling plan, Mempunyai prosedur dalam menangan masalah rejection dalam bundeling sistim, Mempunyai sistim audit minimum per hari untuk setiap operator. Untuk operator baru pengecekan minimum 3 x per hari, Mempunyai sistim audit untuk setiap tahapan proses. Mempunyai sistim inspect untuk setiap bundle, dengan cara diambil 7 pcs per bundle dan akan dinyatakan reject apabila ditemukan 1 pcs., Mempunyai sistim kontinyu audit untuk operator yang mempunyai masalah, dan Mempunyai sistim menyimpanan record untuk operator bermasalah.

3. Sistem Pemeriksaan dalam Proses Produksi
a. Pemeriksaan sample (sample inspection)
Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style, atau contoh garmen. Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik. Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli.
 Standar mutu jahitan adalah ukuran patokan  Pengendalian Kulitas  Mutu Jahitan
Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.

Setelah menerima sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran, kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size. Urutan/Prosedur Pemeriksaan Sampel (QC Sampel):
  • Petugas bagian quality control (QC) akan menerima sample dan lembar pemeriksaan sample dari petugas bagian sample.
  • Lembar rencana kerja (work-sheet) dan contoh produk garmen yang akan diproduksi dibuat oleh petugas bagian sample & Merchandiser diserahkan ke bagian QC.
  • Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan (work-sheet) dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
  • Merchandiser mempelajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk dibuat ulang contoh atau sample.
  • Jika sample ditolak oleh merchandiser maka sample akan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibuat ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli.
  • Jika sample diterima atau disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak (approval sample)
  • Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan sample dari merchandiser.
  • Sampel yang telah disetujui pihak pembeli (approval sample) dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal.

2. Pemeriksaan pada bagian potong/cutting
Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting. Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.

3. Pemeriksaan pada bagian fusing
  • Melakukan pemeriksaan terhadap hasil fusing sebelum dan sesudah pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran.
  • Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas fusing yang dihasilkan, terdapat delamination dan strike trough atau tidak. Apakah bond strength sudah memenuhi standar atau tidak.
  • Melakukan pemeriksaan khusus untuk kain stripe/kotak hasil fuse benar benar lurus dan balance.
  • Melakukan pemeriksaan apakah interlining yang digunakan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer atau tidak.

4. Pemeriksaan pada bagian jahit.
Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses Sewing:
  • Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet.
  • Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi
  • Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi
  • Memeriksa jumlah setikan dalam 1 inch (stitch/inch)
  • Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik, rapi, tidak loncat.
  • Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet
  • Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming
  • Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan
  • Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan.
  • Melakukanpemeriksaanterhadap material penunjang yang akan digunakan, nisalnya : Label, Button, benang
  • Melakukan pemeriksaan terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran,model/style, handling/penanganan
  • Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi
  • Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.

5. Final audit procedure/ prosedur final audit
  • Final audit akan dilakukan pada posisi garmen dengan status produksi tertentu.
  • Melakukan pemeriksaan kesesuain pada jumlah pemesanan, warna dan model.
  • Melakukan pemilihan/pengambilan garmen secara random sesuai dengan statistical sample plan.
  • Melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil operasi sewing/ jahit apakah kualitas jahit sudah sesuai atau tidak dengan standar
  • Melakukan pemeriksaan terhadap ukuran, apakah sudah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Minimum pengukuran 5 pieces untuk setiap warna dan ukuran.
  • Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap: model, kain, price ticket, folding method/cara lipat, carton marking. Dan carton labeling warna, jahitan, material penunjang, konstruksi material,